Assalamu’alaikum. Kang, maaf acara training pekan ini nggak jadi. Baru dapat info nih.” Begitu kira-kira isi pesan singkat yang masuk ke HP saya tadi malam. Salah satu agenda training saya di sebuah perusahaan batal dilaksanakan. Semula acara training ini akan dilaksanakan pekan lalu, tapi diundur dan direschedule menjadi pekan ini. Eh, semalam dapat info dari salah seorang team kalau trainingnya tidak jadi. Di dalam hati saya hanya bisa bergumam, “Belum rizki saya!” itu saja. Bagaimana pun sikap kita, ya berarti kalau agenda training saya tidak jadi, berarti belum rizki saya. Kenapa, karena kalau rizki saya kan trainingnya jadi. Simple memang. Tapi ternyata untuk menerima kejadian seperti ini tidak semudah menuliskan kalimat ini kan? Hehehe. Bisa jadi ada saja di hati kita sikap nggak rela, nggak terima, ngedumel, uring-uringan dan seambrek kata dan sikap yang menggambarkan ketidakterimaan kita atas keadaan. Saya yakin Anda juga pernah mengalami hal seperti kejadian yang menimpa saya. Entah itu mungkin proyek yang batal, tender yang gagal, pembeli yang urung bertransaksi, lamaran yang tidak jadi diterima dan kasus semisal lainnya. Intinya, kita pasti pernah kok mengamali agenda kita, rencana kita, harapan kita, kejadiannya tidak seperti yang kita duga. Meleset. Sahabat perubahan, kejadian yang ada di depan kita tidak pernah kita bisa menguasainya. Ada kekuatan di luar sana yang mengendalikan. Meski memang betul kita punya kuasa merencanakan. Tapi siapakah yang punya kuasa menentukan? Bukan kita, itu hak Allah Swt, Tuhan kita semua. Bisa jadi kita sudah persiapkan dengan matang dan lengkap, kalau Allah tidak berkehendak atas hal itu, mustahil rencana kita terjadi. Begitu juga kalau sudah Allah berkehendak, ribuan orang menghalangi, tetap akan terjadi. Semua itu bagian dari rizki. Rizki itu pemberian. Jadi suka-suka Allah ngasihnya berapa dan kapan. Bukan kita yang tentukan. Allah yang gariskan, kita hanya mengusahakan untuk menjemputnya. Bisa jadi kita dapatkan, bisa juga tidak. Kalau sesuatu tidak kita dapatkan, berarti memang bukan rejeki kita. Seperti agenda training yang saya ceritakan di atas. Terima saja. Toh, kalau pun kita marah-marah, hati tak terima, faktanya trainingnya tidak jadi kok. Ambil saja pelajarannya bahwa hal tersebut memberi gambaran betapa kuasa Allah itu meliputi segala. Termasuk pekerjaan kita, bisnis kita, usaha kita dan penghidupan kita. Tapi ingat, kalau sudah rizki kita, nggak akan kemana kok. Santai saja. Yang penting kita ikhtiarkan dengan sempurna, doa sempurna, tawakkal sempurna. Selebihnya, Allah yang berkuasa. Siang tadi selepas dzuhur ada telepon masuk. Pas saya angkat kabar mengejutkan datang. Trainingnya tetap jadi. Alhamdulillah. Tuh kan, kalau sudah rizki kita, nggak akan ke mana. Sebelumnya cancel dua kali, eh malah jadi. Acaranya memang belum, agendanya besok (Rabu). Tapi minimal saya semakin yakin bahwa semua yang terjadi di muka bumi ini Allah yang punya kuasa. Saya juga tidak tahu apakah besok trainingnya benar-benar akan terjadi dan menjadi rezeki saya atau tidak. Bismillah saja. Semoga. Kalau pun tetap tidak jadi, ya berarti belum rezeki saya. Ingat sekali lagi, rezeki kita itu Allah yang atur. Titik.